Dainese Dinar Fattia. Gadis manis berbalut hijab dengan kacamata dan pipi chubby. Bola matanya hitam kelam. Sorot matanya tajam, dalam, namun teduh. Seakan menyihir setiap adam yang memandangnya untuk masuk dalam relikui dirinya. Dirinya yang sesulit alogaritma dalam matematika. Dirinya yang sesulit aksara dalam sansekerta.
Sejak pertama berjumpa, aku sudah dibuat kagum oleh Fattia. Diajaknya aku menjelajahi mega-mega Fattia. Fattia mempertemukanku dengan cinta. Mengenalkanku pada rasa. Hingga rasa nyaman itu ada dan menetap untuk waktu yang cukup lama, kemudian pergi. Ditinggalnya aku sendiri. Dibiarkannya aku menanti tanpa pasti. Sesaat dia kembali, hanya untuk memberi isyarat “jangan pergi”.
Tiga per empat dari tujuh milyar manusia di dunia ini adalah wanita, kenapa harus Fattia ?